Sentra Produksi Ikan Koi Terbesar Di Indonesia Adalah

Sentra Produksi Ikan Koi Terbesar Di Indonesia Adalah

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Moh Fahmi Ins

Ikan Koi 115 Centimeter Terbesar di Indonesia

Minggu, 17 Juni 2012 - 14:08 WIB

VIVAnews- Kontes ikan koi terbaik, Rinyukai Indonesia Super Koi Show 2012 memenangkan ikan koi sepanjang 115 centimeter, dengan bobot 20 kilo gram. Ikan jenis kawarimoni ini merupakan hasil impor dari Jepang.Ikan milik Didi Wikara ini menjadi ikan terbesar dalam perlombaan kali ini. Humas Rinyukai Indonesia, Glennardo menjelaskan perlombaan koi terbesar di luar Jepang ini diikuti sekitar 1.500 kontestan yang berlangsung sejak 16 Juni 2012. Diharapkan acara ini bisa menjadi acara tahunan di Indonesia.Menurut Glennardo, ikan koi di Indonesia sudah populer di masyarakat. Peminat ikan Koi juag tersebar di berbagai daerah.

"Indonesia merupakan pasar ikan koi terbesar setelah Jepang," ujarnya di Jakarta Convention Centre, Minggu, 17 Juni 2012.Kualitas ikan koi yang ada di Indonesia juga tak kalah dengan bibit asli dari Jepang. Untuk ukuran 50 cm ke bawah, Indonesia memiliki kualitas yang sama bahkan lebih baik dari Jepang. Namun untuk ikan koi ukuran satu meter, Glenn mengakui Jepang memang jauh lebih unggul. (eh)

Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Eri Komar Sinaga

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia adalah importir ikan koi kedua terbesar setelah Jepang. Seharusnya, peternak koi Indonesia bisa melihat peluang emas tersebut.

Robby Iwan, Presiden Klub KOIs (Koi Owners of Indonesia Society) mengatakan, ada 30 ribu penggemar koi yang tersebar di seluruh Indonesia. Sedangkan peternak koi masih berjumlah ratusan.

Indonesia sementara ini hanya memiliki dua peternakan koi terbesar, yakni di Blitar (Jawa Timur) dan Sukabumi (Jawa Barat).

"Sebenarnya, peternak ikan koi sudah cukup ahli beternak koi. Tapi, belum bisa menciptakan standar top (tinggi) penghobi koi," ujar Robby saat ditemui dalam Festival Kois, di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah, Sabtu (5/5/2012).

Menurutnya, peternak koi Indonesia masih malas mengikuti prosedur tinggi, untuk menghasilkan koi berkualitas wahid.

"Faktor higienis, harus bebas dari penyakit, harus masuk laboratorium dulu," tambah Robby.

Jika bisa ditingkatkan, lanjut Robby, pasar Koi di Indonesia dan mancanegara sangat terbuka luas.

"Pintu ekspor terbuka lebar. Sudah banyak yang minta," ungkapnya.

Untuk itu, Robby sangat mengharapkan peran serta pemerintah dalam meningkatkan kualitas Koi.

"Perlu campur tangan pemerintah dari manajemen hingga modal," tandasnya.

Sementara, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo alias Foke juga mengungkapan hal senada.

"Perlu mendapat dukungan pemerintah dan masyarakat, agar bisa memproduksi Koi standar internasional," tukas Foke.

Foke berargumen, Jakarta adalah pasar bagus untuk koi.

"Jakarta daya belinya kuat. Dengan pemasaran yang lebih baik, pasti lebih hasilnya," cetusnya.

Diberitakan sebelumnya, Jakarta akan menyelenggarakan festival ikan Koi terbesar di dunia, pada 15-17 Juni 2012, di JHCC (Jakarta Hilton Convention Centre).

Rinyukai Super Koi Show, nama event tersebut, akan diikuti 2.000 peserta dari mancanegara. Standar yang digunakan juga menggunakan standar internasional.

Penyelenggara ajang tersebut, Rinyukai Indonesia, mendapatkan kehormatan ditunjuk langsung oleh Zen Nihon Rinyukai sebagai tuan rumah. Zen Nihon Rinyukai merupakan sebuah klub koi tertua di Jepang, yang berdiri sejak 1964. (*)

Berita Nasional Terkini

Kontes ikan koi bertajuk Kuningan Young Koi Show 2020 selesai digelar. Peserta dari berbagai daerah berhasil menjuarai kontes bergengsi yang baru pertama kali diadakan di Kabupaten Kuningan ini.

Kontes yang dilaksanakan di GOR Ewangga Kelurahan Kuningan, Kecamatan Kuningan pada 28-29 November 2020 ini merupakan kontes ikan koi terbesar yang pernah diselenggarakan di Kabupaten Kuningan.

Doni Herdiana panitia Kuningan Young Koi Show 2020 mengatakan kontes ikan koi tersebut berawal dari rutinitas para penghobi ikan koi yang tergabung dalam komunitas Kuningan Koi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini kontes pertama yang tercetus dari para penghobi ikan koi di Kuningan. Para penggemar ini punya kebiasaan kontes kecil-kecilan untuk merangkul para penghobi biar kompak," kata Doni saat diwawancarai detikcom Minggu (29/11/2020).

Ada 15 kelas yang diperlombakan dalam Kuningan Young Koi Show 2020. Ikan koi yang mengikuti kontes itu dinilai oleh delapan orang juri profesional di dunia ikan hias khususnya koi.

Menurut Doni peserta yang mengikuti kontes Kuningan Young Koi Show 2020 berasal dari berbagai daerah di Pulau Jawa seperti Jakarta, Bandung hingga Blitar.

"Yang dinilai itu yang pertama tergantung jenisnya, bodinya tidak cacat bagus berbentuk torpedo, warnanya itu banyak faktornya. Kalau peserta dari seluruh pulau Jawa dari Jakarta sampai Blitar ada," ujarnya.

Dalam kontes itu ikan koi jenis Kohaku dengan panjang 69 centimeter milik Daryono asal Bandung berhasil keluar sebagai juara grand champion. Daryono sendiri membawa 83 ekor ikan koi ke Kuningan untuk mengikuti kontes tersebut.

"Saya dapat grand champion, itu pemenang tertinggi jenis koi nya Kohaku. Saya ke sini bawa 83 ekor dan alhamdulillah ada beberapa yang juara termasuk grand champion itu," singkatnya.

Sementara itu, Bupati Kuningan Acep Purnama yang menyaksikan Kuningan Young Koi Show mengaku sangat mengapresiasi kontes Kuningan Young Koi Show 2020.

Menurutnya dengan adanya kontes-kontes tersebut dalam membangkitkan gairah para pembudidaya ikan hias khusus koi di Kabupaten Kuningan.

"Bagi saya ini momen untuk menumbuhkan kegemaran dan budidaya ikan koi di Kuningan. Dengan ikan koi ini saya yakin bisa menjadi komoditi yang menghasilkan ekonomi bagi para penghobi dan pembudidayanya," tandas Acep.

Jual ikan koi Blitar –Meski ikan ini memiliki nama yang berasal dari Bahasa Jepang, tetapi sebenarnya ikan ini tidak benar-benar berasal dari negara Sakura tersebut. Faktanya ikan koi dengan nama Latin Cyprinus carpio ini berasal dari kawasan Persia yang kemudian dibawa ke Jepang melalui China dan Korea.

Ketika di Jepang itulah ikan koi mengalami berbagai perubahan yang sangat signifikan terutama warna tubuhnya. Selama ratusan tahun penduduk Jepang membudidayakan ikan koi serta menyilangkannya dengan jenis ikan lain. Kemudian hasilnya seperti saat ini, muncul berbagai jenis ikan koi dengan warna yang variatif.

Adapun jenis ikan koi yang pertama kali dihasilkan dari budidaya tersebut memang berwarna variatif, tetapi setiap warna hanya bisa terbentuk pada satu individu. Beberapa warna ikan koi pada masa itu antara lain ikan koi hitam, putih, putih keperakan, merah, kuning, dan juga keemasan.

Kemudian seiring berjalannya waktu, satu individu ikan koi akhirnya bisa mempunyai dua warna. Jenis warna yang pertama kali terbentuk adalah ikan koi merah putih dan ikan koi hitam putih. Perkembangan warna tubuh ikan hias ini tidak berhenti, sebab tidak lama kemudian dihasilkan varietas dengan tiga warna.

Meski begitu hanya ada satu jenis kombinasi warna, yaitu hitam, putih, dan merah pada satu individu ikan koi. Selanjutnya perkembangan warna baru kembali terjadi atau disebut sebagai multi warna. Ikan koi multi warna ini memiliki warna dasar biru dengan bercak putih, merah, hitam, dan biru gelap.

Setelah itu ikan koi kemudian mulai disilangkan dengan ikan karper yang berasal dari Jerman pada sekitar tahun 1904. Ikan karper Jerman tersebut lebih dikenal dengan sebutan ikan karper tanpa sisik. Hasilnya adalah tubuh beberapa jenis ikan koi tidak memliki sisik.

Sejarah dan sebaran ikan koi di Indonesia dimulai ketika Pangeran Akihito dan Putri Michoko mengadakan kunjungan ke Indonesia pada tahun 1962. Kunjungan tersebut kemudian berlanjut ke Bogor untuk melihat secara langsung ikan mas Indonesia yang termasuk dalam ras Kumpay.

Ikan mas tersebut ternyata mempunyai nama spesies yang sama dengan ikan karper Jepang. Akhirnya sang pangeran berinisiatif untuk mengawinkan kedua jenis ikan yang berasal dari varietas Flavipinnis tersebut. Lalu pada tahun 1980 Balai Penelitian Ikan Air Tawar Bogor mengirimkan 60 ekor ikan mas berusia enam bulan ke Jepang.

Sekitar sepuluh tahun melewati tahap penelitian, pada tahun 1991 pihak Jepang kemudian mengirim kembali lima jenis ikan koi berbeda warna ke Indonesia. Kelima varietas ikan koi ini mempunyai jumbai pada bagian ekor dan sirip perutnya berukuran panjang. Bentuk inilah yang membedakan ikan koi Indonesia dan ikan koi Jepang.

Nama kelima ikan koi tersebut adalah Strain Sanke yang mempunyai tiga macam warna, Asagi dengan punggung berwarna biru dan perut berwarna putih, Shusui yang sepintas mirip Asagi tetapi punggungnya memiliki sisik, Kohako yang mempunyai warna merah dan putih, serta Platinum.

Baca juga : IKAN KOI MENJADI SIMBOL SEBUAH CINTA DAN PERSAHABATAN

Ada beberapa jenis ikan koi yang sebaiknya kita ketahui, bahkan diantaranya adalah koi dengan corak dan warna langka. Selain itu, ada jenis koi dengan harga fantastis dan menjadi yang termahal di dunia.

Koi goromo adalah kohaku dengan tepi biru atau hitam dengan tambahan warna merah. Goromo dibagi menjad 3 sub jenis, yaitu budo goromo, ai goromo dan sumi goromo.

Ogon adalah jenis koi berwana kuning keemasan. Jenis ikan ini sangat populer dikalangan kolektor ikan koi. Koi ogon terlahir dari persilangan antara koi berpunggung kuning dan shiro fuji.

Ikan koi kinginrin memiliki tubuh seperti ikan emas bewarna kuning.

Doitsu hariwake adalah jenis koi mewah. Tubuhnya berwana putih keperakan seperti mutiara. Pada beberapa bagian terdapat corak kuning yang menyebar, sedangkan siripnya berwarna putih keperakan.

Koi jenis ini hampi serupa dengan jenis sanke dengan topi merah diatas warna dasar abu-abu, meski pun jenis sanke cenderung berwarna putih.

Silahkan klik disini untuk dapatkan Ikan Koi Blitar Murah dan Super.

Berjarak kurang lebih 170 km dari Kota Surabaya, terdapat sebuah Kabupaten yang terkenal dengan budidaya ikan hiasnya. Kabupaten tersebut adalah Kabupaten Blitar, Jawa Timur yang memiliki budidaya ikan Koi dengan berbagai jenis.

Bila datang ke kota yang menjadi tempat pengistirahatan terakhir Presiden Pertama Indonesia Ir. Soekarno ini, Anda akan melihat beberapa patung ikan Koi yang terpampang di beberapa titik kota. Salah satunya tepat berada di depan alun-alun.

Koi memang sudah menjadi primadona di Kabupaten dengan luas wilayah kurang lebih 1588 km2 ini, setidaknya total produksi ikan yang berwarna cerah ini di tahun 2020 berada di angka 260 juta ekor. Wajar saja Kabupaten Blitar juga memiliki julukan tambahan sebagai Kota Koi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar Adi Andaka mengatakan sebenarnya ikan koi di Blitar sudah ada sejak sekitar tahun 1980-an. Konon ceritanya, bibit-bibit ikan koi dibawa oleh istri dari Soekarno yang berasal dari Jepang, Naoko Nemoto atau yang lebih dikenal dengan nama Ratna Sari Dewi.

"Konon ceritanya, bibit ikan koi ini dibawa oleh istri dari Soekarno yaitu Ratna Sari Dewi. Mengingat beliau adalah orang Jepang dibawalah bibit ikan koi tersebut ke Blitar," ungkap Adi kepada detikcom beberapa waktu yang lalu.

Adi mengatakan koi bisa menjadi primadona di Blitar karena berbagai faktor yang ada di Kabupaten Blitar. Faktor yang paling penting adalah agroklimat, sebab alam yang disediakan oleh Blitar sangatlah bagus dan cocok untuk membudidayakan ikan koi.

"Barangkali kualitas air dan sebagainya, sehingga warna koinya itu bisa cerah seperti yang ada di Jepang dan itu menjadi berkembang. Dan sekitar tahun 1980 sudah berkembang hingga sekarang," kata Adi.

Setelah itu, koi di Blitar semakin berkembang ketika Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan pada zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Fadel Muhammad berkunjung ke Blitar dan mengadakan kontes koi dengan membawa nama 'Piala Presiden'.

"Waktu itu Pak Fadel minta izin ke Pak SBY untuk membuat kompetisi ini, dan akhirnya di Blitar itu ada Piala Presiden dan salah satunya adalah kontes koi. Jadi Piala Presiden untuk koi adanya cuma di Blitar. Jadi nggak cuma bola, koi juga ada Piala Presidennya," tutur Adi.

Di Kabupaten Blitar ada beberapa tempat yang menjadi sentra ikan koi di Blitar, salah satunya bisa ditemukan di Desa Sumbersari, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar Jawa Timur. Di tempat itu, Anda akan menemukan satu kelompok yang menamai diri mereka Beringin Koi.

Di tempat ini Anda akan melihat lahan sekitar 30 hektar dengan 225 kolam yang berisikan ikan koi kecil (nener) 2.100.000 ekor, ukuran 10- 20cm 700.000 ekor dan ukuran 20-25cm, 70.000 ekor milik anggota peternakan di Desa Sumbersari.

Dari 30 hektar tersebut, seluas 240 RU atau 3.160m persegi adalah milik salah satu kelompok koi yang pernah memenangkan kontes. Kelompok tersebut adalah Beringin Koi yang dipimpin oleh Krisnowo (48).

"Yang kualitas dan semua aspeknya yang paling bagus itu harga untuk ukuran ikan 15-20 cm sekitar Rp 2.000.000-3.000.000 dari petani. Saya juga pernah menjual satu ikan koi seharga Rp 10.000.000 lokalan saja, itu baru di tahun 2020 kemarin. Ikan koinya punya panjang 45 cm," ungkap Ketua Kelompok Beringin Koi Krisnowo.

Krisnowo mengatakan koi dapat berkembang di daerahnya karena kualitas airnya. Idealnya untuk merawat ikan koi dibutuhkan kondisi air yang pH tidak terlalu tinggi atau berada di kisaran pH 7 dan 7,5. Ia juga mengatakan untuk perawatan koi yang paling pengaruh kadar oksigen di air, suhu di air. Suhu yang bagus agak hangat sekitar 30 C.

"Jadi yang mempengaruhi warna ikan koi itu adalah kualitas air. Setiap kolam itu pun bisa berbeda-beda. Bisa juga di lain wilayah, di beda kecamatan bisa saja hasilnya berbeda. Jadi memang kualitas air itu membedakan, mulai dari kadar oksigennya, pHnya itu mempengaruhi," jelas Krisnowo.

Untuk menjaga kualitasnya, Krisnowo juga kerap membeli bibit yang diimpor langsung dari Jepang. Sebab, acapkali keturunan yang tidak langsung dari Jepang kualitasnya juga akan ikut menurun, seperti pada body ikan dan juga bintik yang menjadi mahkota dari ikan koi.

"Nah, karenanya kita terus melakukan perbaikan dengan mengimpor pejantan dari Jepang setiap 5 tahun sekali," imbuh Krisnowo.

Krisnowo yang juga memiliki 12 kolam ikan koi tersebut juga menuturkan ia mengikuti program KUR untuk mengembangkan usahanya di tahun 2013. Ia mengatakan sebelum melakukan pinjaman untuk mengembangkan kolam sangatlah sulit karena kebanyakan peternak koi pendapatannya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

"Setelah pinjaman ini kita bisa sewa lahan, pendapatan lebih, punya tabungan. Untuk omset sesudah pinjam ini ya meningkat sampai 300%. Karena kita kan jika mau menambah lahankan harus sewa dan otomatis butuh modal dan jika tidak ada pinjaman ya pasti susah. Ketika lahan sudah bertambah ya pendapatan juga otomatis bertambah," pungkasnya.

detikcom bersama BRI mengadakan program Jelajah UMKM ke beberapa wilayah di Indonesia yang mengulas berbagai aspek kehidupan warga dan membaca potensi di daerah. Untuk mengetahui informasi lebih lengkap, ikuti terus beritanya di detik.com/tag/jelajahumkmbri.

SEMARANG (Awall.id) – Potensi ekonomi dari dunia ikan hias salah satunya Koi di Kota Semarang cukup besar. Hal ini dikarenakan, di Ibu Kota Jateng sudah banyak pecinta bahkan diler, yang menjual ikan berkualitas. Bahkan kota lumpia disebut bisa menjadi sentra penghasil koi seperti Blitar dan Sukabumi.

Ketua Asosiasi Pecinta Koi Indonesia (APKI), Santoso menjelaskan, jika Semarang punya potensi yang besar untuk menjadi pusat atau sentra koi di Indonesia, guna meningkatkanperekonomian pasca pandemi.

Namun harus ada cara yang dilakukan untuk memacunya, lanjut pria yang akrab disapa OmSan ini, harus dengan menggelar event show ikan koi. Sehingga akan muncul breeder atau peternak di Kota Semarang.

“Kalaudilihat banyak orang Semarang yang menjadi penghobi koi, dengan banyaknya showtentu akan memacu diler bahkan breeder untuk menghasilkan ikan yang cantik danindah,” katanya saat gelaran One Day Koi Show, yang digelar Semarang KoiSociety (SKS) di Gedung Gris, Sabtu (3/9/2023).

Om San menjelaskan, potensi ini bisa dimaksimalkan karena Semarang memiliki kontur yang unik. Selain pesisir, Ibu Kota Jateng punya daerah pegunungan yang bisa digunakan untuk membudidayakan ikan asal Jepang ini.

Menurutnya, dengan memanfaatkan potensi yang ada, bukan tidak mungkin Semarang bisa menjadi sentrakoi, dan bisa meningkatkan perekonomian.“Apa lagi setiap ikan ini nggak sama kayak manusia, nah ini bisa dikembangkan di Semarang atas dan semua tempat saya kira bisa dimanfaatkan,” tuturnya.

Sementara itu, ketua SKS, Novan Hary, menjelaskan dalam event One Day Koi Show kemarin, ada 738 ikan yang dibawa peserta dari berbagai kota yang ikut dalam perlombaantersebut.

“Tujuan kami adalah mengangkat kota Semarang menjadi sentra koi, dan sebagai penghasil koi agar bisa terjadi multiplayer efek, salah satunya mendongkrak perekonomian,” tambahnya.

Novan menjelaskan, para peserta sengaja datang untuk beradu kualitas, kontes ini juga bertujuan mendokrak pasar ikan koi Indonesia yang memiliki kualitas ekspor,yang harganya bisa mencapai hingga ratusan juta rupiah. Darisegi penilaian, lanjut Novan misalnya keindahan warna, kebugaran tubuh, bodi ikan proporsional serta ikan yang ikut kontes benar-benar sehat.

“Acara ini selain mempertemukan para pecinta ikan Koi tentunya dengan adanya kontes ikan koi ini akan meningkatkan popularitas dan juga nilai ekonominya,”pungkasnya.

Belanja di App banyak untungnya:

Cikarang, Bekasi (ANTARA) - Ajang kontes ikan hias bernama latin Cyprinus Rubrofuscus atau dikenal dengan sebutan ikan koi terbesar se-Indonesia sukses digelar di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada akhir pekan lalu.

Kontes ikan hias bertajuk 'Festival Young Koi Show' itu berlangsung pada 18-20 Maret 2022 di Orange County Lippo Cikarang, Desa Cibatu, Kecamatan Cikarang Selatan diikuti 3.397 ikan koi dari 1.068 pembudi daya seluruh Indonesia.

"Kemasan event show independen terbaik dengan entry terbanyak serta berkualitas selama event show kemarin," kata Ketua Dewan Juri Festival Young Koi Show Aseng di Cikarang, Selasa.

Aseng mengatakan ajang itu menjadi pembuktian kesuksesan penyelenggara acara sekaligus kepuasan seluruh peserta yang turut berpartisipasi di kontes ikan koi terbesar yang pernah terlaksana di Indonesia.

"Bagus sekali, ini show paling besar dan semua juri puas dan senang. Dari peserta pun tidak ada komplain yang berarti. Semoga ajang kemarin bisa menjadi contoh bagi penyelenggaraan event serupa berikutnya," katanya.

Ketua Panitia Festival Young Koi Show Nyumarno mengatakan ajang yang diikuti pegiat dan komunitas pecinta koi ini bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan sekaligus mengukur kualitas ikan koi yang dibudidayakan.

Dia berharap festival tersebut dapat dijadikan barometer awal penyelenggaraan ajang serupa di Indonesia ke depan khususnya dari aspek kebersihan, kualitas tempat, pelayanan peserta dan juri, serta kinerja seluruh panitia.

Nyumarno juga meminta pemerintah daerah setempat memberikan perhatian kepada para pegiat ikan koi mengingat potensi budi daya ikan hias ini bakal mampu meningkatkan perekonomian masyarakat di tengah upaya pemulihan ekonomi nasional.

"Kalau bicara bantuan Pemkab Bekasi untuk budi daya ikan konsumtif itu sudah banyak dan nyata. Nah ke depan kami minta perhatian untuk ikan hias juga. Ikan koi satuannya mahal kalau dijual, kalau kita budi daya tentu akan lebih cepat membantu pemulihan ekonomi pemerintah," kata Sultan Koi Cikarang itu.

Pelaksana tugas Bupati Bekasi Akhmad Marzuki mengapresiasi penyelenggara Festival Young Koi Show atas kontribusi besar di tengah upaya pemulihan ekonomi nasional melalui pemberdayaan perekonomian masyarakat.

"Apresiasi setinggi-tingginya kepada panitia penyelenggara, dewan juri, juga peserta. Event seperti kemarin juga menjadi tambahan pendapatan daerah khususnya sektor pajak hotel lewat okupansi yang luar biasa selama penyelenggaraan kemarin," katanya.

Pemerintah Kabupaten Bekasi berencana mengadakan festival serupa agar masyarakat di daerah itu mengenal lebih dekat jenis ikan yang memiliki bentuk yang indah, warna cerah, mudah beradaptasi, hingga bernilai jual tinggi itu sehingga dapat dibudidayakan secara luas.

"Kami akan bersinergi lagi dengan para pecinta ikan hias khususnya di wilayah kami ini melalui pembinaan serta pelatihan dan bantuan agar masyarakat kami berkembang secara ekonomi lewat budi daya ikan hias ini," katanya.

Baca juga: Mendes PDTT resmikan sistem IoT untuk budi daya ikan koi di Blitar

Baca juga: Menteri Trenggono resmikan Pusat Koi dan Maskoki Nusantara di Cibinong

Baca juga: Asosiasi sebut pemerintah perlu bantu pendanaan pameran ikan hias

Pewarta: Pradita Kurniawan SyahEditor: Ahmad Buchori Copyright © ANTARA 2022